/ Elsa - Disney's Frozen

Saturday 2 August 2014

Cerpen " Aku Pasti Kembali "

Posted by Unknown at August 02, 2014 0 comments
Namaku jelita, aku sekolah di sma vanderwaald. Aku duduk di kelas 1 sma. Aku termasuk siswa yang pandai, dan juga mudah bergaul. Aku mempunyai seorang sahabat dia bernama putra. Putra adalah sosok sahabat yang baik, perhatian, dan selalu mengerti keadaanku, dilain waktu saat aku bersedih, dia yang selalu menghiburku. Suatu ketika dia memendam perasaan yang sama dan aku juga merasakannya.
“jelita..” panggil seseorang itu dari arah belakang. Dan itu sahabatku putra.

“iya put..? ada apa?’’ tanyaku.

“pulang sekolah , ikut aku ya.. aku mau ngajak kamu ke suatu tempat.”

“oke baik.”

Setelah bel pulang sekolah berbunyi, putra langsung menghampiriku dia sudah berdiri tepat di ambang pintu kelasku. Dia memanggilku sambil tersenyum.

“jelita.. ayok kita berangkat.”

Putra tiba-tiba mengandeng tanganku , menuruni anak tangga, Dan segera menuju ke area parkir. Kelas kami berada di lantai 3 . Aku dan dia berbeda kelas . Sejak smp kita selalu bareng. Dan sampai SMA ini. Setelah kami tiba di area parkir, putra mengeluarkan motornya yang terparkir dekat pos satpam.

“ayok naik.” Putra mempersilahkan aku untuk naik ke motornya, dan kini kami berangkat meninggalkan area parkir. Juga sekolah.
“kita mau kemana?’’ tanyaku kepadanya.

“ke suatu tempat. Dan kamu pasti suka.” Setelah beberapa menit di perjalanan , kami pun sampai di tempat tujuan. Ternyata putra mengajakku ke sebuah taman bermain. Di taman tersebut . terpampang air mancur yang begitu indah, banyak sekali bunga-bunga yang berwarna warni. Kami berdua duduk di kursi dekat taman.

“jelita… “ panggil putra kepadaku, sorotan mata tajam nya yang takkan pernah ku lupakan sejak dulu . deg…. Jantungku berdebar-debar. Aku tak mengerti tentang perasaan ku padanya, sudah 5 tahun kami bersama.. saling melengkapi satu sama lain. Tapi, tak pernah aku mengerti hubunganku dengannya.. yang aku tau, aku dan dia bersahabat.

“putra, kok nangis?’’ tanyaku padanya. Putra meneteskan air matanya perlahan demi perlahan . ku apus air matanya yang membasahi kedua pipinya..

“aku gak nangis, aku Cuma bahagia aja punya sahabat kaya kamu.” Di usap rambutku dengan kelembutan tangannya. Putra memang sahabatku , dan juga kakak bagiku. karena itu aku tak mau kehilangannya.

“jelita, suatu saat nanti, aku gak bisa terus berada di sisi kamu, kamu harus bisa nantinya tanpa aku. Aku gak mau terus-terusan jadi benalu yang selalu ada di hidupmu. Kamu harus bisa jalani hidup , dan mungkin tanpa aku. ingat janji kita dulu. Kalo kita akan selalu bersama.”

“putra kok ngomongnya gitu, tanpa kamu hidup jelita ga mungkin seceria ini. Karna kamu, hidup jelita bahagia dan lebih berwarna. Kalaupun nantinya putra ninggalin jelita, jelita akan cari putra sampai kapanpun dan bakal nungguin putra sampai putra kembali. Entah beberapa lamanya”

“tapi, inget. Kalo putra gak ada di samping kamu lagi. Kamu janji harus selalu tersenyum.”

“iya, jelita janji… jelita akan selalu tersenyum untuk kamu.”

Hari sudah semakin berlarut. Meninggalkan semua kisah yang ada. Taman tersebut menjadi ikatan janji mereka.

***
Keesokan harinya di sekolah, tepat pukul 06:15 menit.

“jelita, ini ada surat untuk kamu.”dihampirinya jelita , Di kasihnya sepucuk surat itu untuknya yang terpampang besar siapa nama pengirim surat itu. yaitu “putra” .

Deg…… hati jelita tiba-tiba gelisah tak menentu. Tak mengerti apa yang sedang iya rasakan saat ini. Di bukanya isi surat itu perlahan.

“jelitaa… ini aku putra, maafin aku ya kemarin aku gak sempet berfikiran untuk ngomong ke kamu. Karna semua itu terlalu berat untukku. Aku gak sanggup ninggalin kamu disini. Mungkin, saat kamu baca surat ini aku sudah tiba di Kalimantan. Papaku dinas disana, dan terpaksa aku ikut dengannya. Maafin aku ya jelita. Inget janji kita. Kamu harus tetap tersenyum. Suatu saat nanti kita pasti akan bertemu lagi.“

Di akhirinya akhir surat itu. Jelita yang hanya bisa diam membisu dan pucat pasi di tempat duduknya. Perlahan iya menteskan air mata dan tidak percaya akan semuanya. Tak pernah iya mengerti akan semua perasaannya. Sedih, kecewa, semuanya yang iya alami saat ini. Tak sempat iya mengatakan tentang perasaannya yang sebenernya kepada putra. Cinta… mungkin ini yang aku rasakan. Perasaan itu tak pernah ku sadari sebelumnya, setelah kepergianmu baru aku menyadari.. cinta itu ada.

***
Setelah pulang sekolah, aku bergegas untuk pergi kerumah putra. Tetapi hasilnya nihil, tak ada satupun orang yang menjawab sapaanku. Rumah itu kosong. Jelita tak tau harus mencari putra kemana lagi. Akhirnya , aku memutuskan untuk pergi ke Taman kemarin, terakhir kali aku bertemu dengannya, bersamanya…. Taman itu sepi.. tak seperti biasanya, tak banyak orang yang lewat area taman bermain itu. dihampirinya kursi taman tempat aku duduk bersama putra waktu itu. Aku mengingat kembali perpisahan terakhirku dengannya. Aku meneteskan air mata.

***
Setelah 2 tahun aku menunggu, putra tak juga ada kabar. Selama itu aku tak pernah seceria dulu. Hanya kesedihan yang tampak di wajahku. Sesering kali aku mengingat kenangan itu, itu membuatku sakit. Sekalipun aku mencoba melupakannya, itu akan semakin sakit. Beberapa sering aku memutar lagu pasto’aku pasti kembali’ liriknya yang benar-benar menyentuh hatiku.

Reff : aku hanya pergi tuk sementara..
bukan tuk meninggalkanmu selamanya..
aku pasti kan kembali, pada dirimu ..
tapi kau jangan nakal.. aku pasti kembali…..

selama 2 tahun, kenangan itu menghantui harii-hari ku . tang sanggup aku melupakannya. Kini aku benar-benar mencintainya. Cinta bukan lagi sekedar sahabat , tetapi perasaan yang lebih dari pada itu.

hari ini adalah hari ulang tahunku yang ke 17 , sekarang aku sudah duduk di bangku kelas 3 sma, sekalipun aku ingin pindah ke lain hati dan berpaling dari putra, aku masih takut. Karena luka yang ada di hatiku masih ada. Setelah malam kian tiba, putra tak juga mengucapkan selamat ulang tahun kepadaku. Padahal hanya sapaannya, dan ucapannya yang begitu berarti untukku..

hari ini sweet seventeen ku. Dan mungkin itu semua tak ada artinya kalau putra tak ada di sampingku. Malam ini aku ingin sekali pergi ke taman itu. untuk menenangkan diri disana, mungkin hanya beberapa saat. Aku akhirnya memutuskann untuk pergi kesana dan meninnggalkan acara dan tamu undangan yang telah hadir di pesta ulang tahunku yang ke 17 itu. aku pergi ke sana dengan di temani supir papaku dan setelah beberapa menit di perjalanan, aku tiba di taman itu. aku tak menyangka.. begitu indah suasana taman tersebut dengan lampu lampion-lampion yang khas terpampang disana. Dekorasi lampu-lampu kecil di setiap pohon yang mengelilingi menambah indah suasana taman itu. aku duduk di kursi putih taman itu. tiba-tiba beberapa saat aku memejamkan kedua mataku dan membukanya kembali aku melihat sesosok putra di depan mataku. Dia tampak berbeda dari dahulu, aku tak percaya kini dia ada di depan mataku, atau mungkin ini hanya ilusiku.

“happy birthday jelita.. aku nepatin janjiku kan , kita pasti bertemu kembali. Dan aku pasti kembali.”

“ini benar kamu?’’ tanyaku tak percaya.

“iya, ini aku. aku putra.”

“kemana aja kamu, kamu gatau aku disini sedih mikirin kamu, kamu gak ada kabar dan hilang gitu aja.”

“maafin aku, aku Cuma gak mau ganggu konsentrasi belajar kamu.”

Putra menghampiriku dan memberiku sekotak bingkisan tanda ucapan ulang tahunku. Dan ternyata itu adalah sebuah kalung yang berukiran tulisan nama kita berdua. Gaun cantik yang aku kenakan malam itu saat ulang tahunku berwarna putih, dan juga putra, membawa bunga mawar merah kesukaaanku dan ia mengenakan jas kemeja putih.

“aku janji gak akan ninggalin kamu lagi. Aku gak bisa tanpamu. Aku mencintaimu, aku sayang kamu jelita.” Kini dia menggutarakan isi hatinya, hanya itu kata yang aku tunggu selama ini dari mulutnya.

“akupun begitu. Ini adalah hari terindahku. Kamu kembali, untuk menjadi sahabatku, juga kekasih bagiku…..”

_The end_

Cerpen " Janji Terakhir "

Posted by Unknown at August 02, 2014 0 comments
Pagi ini dia datang menemuiku, duduk di sampingku dan tersenyum menatapku. Aku benar-benar tak berdaya melihat tatapan itu, tatapan yang begitu hangat, penuh harap dan selalu membuatku bisa memaafkannya. Aku sadar, aku sangat mencintainya, aku tidak ingin kehilangan dia., meski dia sering menyakiti hatiku dan membuatku menangis. Tidak hanya itu, akupun kehilangan sahabatku, aku tidak peduli dengan perkataan orang lain tentang aku. Aku akan tetap memaafkan Elga, meskipun dia sering menghianati cintaku.
“Aku gak tau harus bilang apa lagi, buat kesekian kalinya kamu selingkuh! Kamu udah ngancurin kepercayaan aku!”

Aku tidak sanggup menatap matanya lagi, air mataku jatuh begitu deras menghujani wajahku. Aku tak berdaya, begitu lemas dan Dia memelukku erat.

“Maafin aku Nilam, maafin aku! Aku janji gak akan nyakitin kamu lagi. Aku janji Nilam. Aku sayang kamu! Please, kamu jangan nangis lagi!”

Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi selain memaafkannya, aku tidak ingin kehilangan Elga, aku sangat mencintainya.

Malam ini Elga menjemputku, kami akan kencan dan makan malam. Aku sengaja mengenakan gaun biru pemberian Elga dan berdandan secantik mungkin. Kutemui Elga di ruang tamu, Dia tersenyum, memandangiku dari atas hingga bawah.

“Nilam, kamu cantik banget malam ini.”

“Makasih. Kita jadi dinner kan?”

“Ya tentu, tapi Nilam, malam ini aku gak bawa mobil dan mobil kamu masih di bengkel, kamu gak keberatan kita naik Taksi?”

“Engga ko, ya udah kita panggil Taksi aja, ayo.”

Dengan penuh semangat aku menggandeng lengan Elga. Ini benar-benar menyenangkan, disepanjang perjalanan Elga menggenggam erat tanganku, aku bersandar dibahu Elga menikmati perjalanan kami dan melupakan semua kesalahan yang telah Elga perbuat padaku.

Kami berhenti disebuah Tenda di pinggir jalan. Aku sedikit ragu, apa Elga benar-benar mengajakku makan ditempat seperti ini. Aku tahu betul sifat Elga, dia tidak mungkin mau makan di warung kecil di pinggir jalan.

“Kenapa El? Mienya gak enak?”

“Enggak ko, mienya enak, Cuma panas aja. Kamu gak apa-apa kan makan ditempat kaya gini Nilam?”

“Enggak. Aku sering ko makan ditempat kaya gini. Mie ayamnya enak loch. Kamu kunyah pelan-pelan dan nikmati rasanya dalam-dalam.”

Aku yakin, Elga gak pernah makan ditempat kaya gini. Tapi sepertinya Elga mulai menikmati makanannya, dia bercerita panjang lebar tentang teman-temannya, keluarganya dan banyak hal.
Dua tahun bersama Elga bukan waktu yang singkat, dan tidak mudah untuk mempertahankan hubungan kami selama ini. Elga sering menghianati aku, bukan satu atau dua kali Elga berselingkuh, tapi dia tetap kembali padaku. Dan aku selalu memaafkannya, itu yang membuatku kehilangan sahabat-sahabatku. Mereka benar, aku wanita bodoh yang mau dipermainkan oleh Elga. Meskipun kini mereka menjauhiku, aku tetap menganggap mereka sahabatku.

Selesai makan Elga Nampak kebingungan, dia mencari-cari sesuatu dari saku celananya.

“Apa dompetku ketinggalan di Taksi?”

“Yakin di saku gak ada?”

“Gak ada. Gimana dong?”

“ya udah, pake uang aku aja. Setiap jalan selalu kamu yang traktir aku, sekarang giliran aku yang traktir kamu. Ok!”

“ok. Makasih ya sayang, maafin aku.”

Saat di kampus, aku bertemu dengan Alin dan Flora. Aku sangat merindukan kedua sahabatku itu, hampir empat bulan kami tidak bersama, hingga saat ini mereka tetap sahabat terbaikku. Saat berpapasan, Alin menarik tanganku.

“Nilam, kamu sakit? Ko pucet sich?”

Alin bicara padaku, ini seperti mimpi, Alin masih peduli padaku.

“Engga, Cuma capek aja ko Lin. Kalian apa kabar?”

“Jelas capek lah, punya pacar diselingkuhin terus! Lagian mau aja sich dimainin sama cowok playboy kaya Elga! Jangan-jangan Elga gak sayang sama kamu? Ups, keceplosan.”

“Stop Flo! Kasian Nilam! Kamu kenapa sich Flo bahas itu mulu? Nilam kan gak salah.”
“Udah dech Alin, kamu diem aja! Harusnya kamu ngaca Nilam! Kenapa kamu diselingkuhin terus!”

Flora bener, jangan-jangan Elga gak sayang sama aku, Elga gak cinta sama aku, itu yang buat Elga selalu menghianati aku. Selama ini aku gak pernah berfikir ke arah sana, mungkin karena aku terlalu mencintai Elga dan takut kehilangan Elga. Semalaman aku memikirkan hal itu, aku ragu terhadap perasaan Elga padaku. Jika benar Elga tidak mencintaiku, aku benar-benar tidak bisa memaafkannya lagi.

Meskipun tidak ada jadwal kuliah, aku tetap pergi ke kampus untuk mengerjakan tugas kelompok. Setelah larut malam dan kampus sudah hampir sepi aku pun pulang. Saat sampai ke tempat parkir, aku melihat Elga bersama seorang wanita. Aku tidak bisa melihat wajah wanita itu karena dia membelakangiku. Mungkin Elga menghianatiku lagi. Kali ini aku tidak bisa memaafkannya. Mereka masuk ke dalam mobil, aku bisa melihat wanitaitu, sangat jelas, dia sahabatku, Flora….

Sungguh, aku benar-benar tidak bisa memaafkan Elga. Akan ku pastikan, apa Elga akan jujur padaku atau dia akan membohongiku, ku ambil ponselku dan menghubungi Elga.

“Hallo, kamu bisa jemput aku sekarang El?”

“Maaf Nilam, aku gak bisa kalo sekarang. Aku lagi nganter kakak, kamu gak bawa mobil ya?”

“Emang kakak kamu mau kemana El?”

“Mau ke…, itu mau belanja. Sekarang kamu dimana?”

“El! Sejak kapan kamu mau nganter kakak kamu belanja? Sejak Flora jadi kakak kamu? Hah?!!”

“Nilam, kamu ngomong apa sayang? Kamu bilang sekarang lagi dimana?”

“Aku liat sendiri kamu pergi sama Flora El! Kamu gak usah bohongin aku! Kali ini aku gak bisa maafin kamu El! Kenapa kamu harus selingkuh sama Flora El? Aku benci kamu! Mulai sekarang aku gak mau liat kamu lagi! Kita Putus El!”

“Nilam, ini gak…….”

Kubuang ponselku, kulaju mobilku dengan kecepatan tertinggi, air mataku terus berjatuhan, hatiku sangat sakit, aku harus menerima kenyataan bahwa Elga tidak mencintaiku, dia berselingkuh dengan sahabatku.

Beberapa hari setelah kejadian itu aku tidak masuk kuliah, aku hanya bisa mengurung diri di kamar dan menangis. Beruntung Ibu dan Ayah mengerti perasaanku, mereka memberikan semangat padaku dan mendukung aku untuk melupakan Elga, meskipun aku tau itu tak mudah. Setiap hari Elga datang ke rumah dan meminta maaf, bahkan Elga sempat semalaman berada di depan gerbang rumahku, tapi aku tidak menemuinya. Aku berjanji tidak akan memafkan Elga, dan janjiku takan kuingkari, tidak seperti janji-janji Elga yang tidak akan menghianatiku yang selalu dia ingkari.

Hari ini kuputuskan untuk pergi kuliah, aku berharap tidak bertemu dengan Elga. Tapi seusai kuliah, tiba-tiba Elga ada dihadapanku.

“Maafin aku Nilam! Aku sama Flora gak ada hubungan apa-apa. Aku Cuma nanyain tentang kamu ke dia Nilam!

“Kita udah putus El! Jangan ganggu aku lagi! Sekarang kamu bebas! Kamu mau punya pacar Tujuh juga bukan urusan aku!”

“Tapi Nilam…..”

Aku berlari meninggalkan Elga, meskipun aku sangat mencintainya, aku harus bisa melupakannya. Elga terus mengejarku dan mengucapkan kata maaf. Tapi aku tak pedulikan dia, aku semakin cepat berlari dan menyebrangi jalan raya. Ketika sampai di seberang jalan, terdengar suara tabrakan, dan…………

“Elgaaaa…..”

Elga tertabrak mobil saat mengejarku, dia terpental sangat jauh. Mawar merah yang ia bawa berserakan bercampur dengan merahnya darah yang keluar dari kepala Elga.

“Elga, maafin aku!”

“Nilam. Ma-af ma-af a-ku jan-ji jan-ji ga sa-ki-tin ka-mu la-gi a-ku cin-ta ka-mu a-ku ma-u ni-kah sa-ma kam……”

“Elgaaaaaa……”

Elga meninggal saat itu juga, ini semua salahku, jika aku mau memaafkan Elga semua ini takan terjadi. Sekarang aku harus menerima kenyataan ini, kenyataan yang sangat pahit yang tidak aku inginkan, yang tidak mungkin bisa aku lupakan. Elga menghembuskan nafas terakhirnya dipelukanku, disaat terakhir dia berjanji takan menyakitiku lagi, disaat dia mengatakan mencintaiku dan ingin menikah denganku. Dia mengatakan semuanya disaat meregang nyawa ketika menahan sakit dari benturan keras, ketika darahnya mengalir begitu deras membasahi aspal jalanan.
Rasanya ingin sekali menemani Elga didalam tanah sana, menemaninya dalam kegelapan, kesunyian, kedinginan, aku tidak bisa berhenti menangis, menyesali perbuatanku, aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri.

Satu minggu setelah Elga meninggal, aku masih menangis, membayangkan semua kenangan indah bersama Elga yang tidak akan pernah terulang lagi. Senyuman Elga, tatapan Elga, takan pernah bisa kulupakan.

“Nilam sayang, ini ada titipan dari Ibunya Elga. Kamu jangan melamun terus dong! Kamu harus bangkit! Biar Elga tenang di alam sana. Ibu yakin kamu bisa!”

“Ini salah aku Bu. Aku butuh waktu.”

Kubuka bingkisan dari Ibu Elga, didalamnya ada kotak kecil berwarna merah, mawar merah yang telah layu dan amplop berwarna merah. Didalam kotak merah itu terdapat sepasang cincin. Aku pun menangis kembali dan membuka amplop itu.

    Dear Nilam,
    Nilam sayang, maafin aku, aku janji gak akan nyakitin kamu, aku sangat mencintai kamu, semua yang udah aku lakuin itu buat ngeyakinin kalo Cuma kamu yang terbaik buat aku, Cuma kamu yang aku cinta.
    Aku harap, kamu mau nemenin aku sampai aku menutup mata, sampai aku menghembuskan nafas terakhirku. Dan cincin ini akan menjadi cincin pernikahan kita.
    Aku sangat mencintaimu, aku tidak ingin berpisah denganmu Nilam.
    Love You
    Elga


Air mataku mengalir semakin deras dari setiap sudutnya, kupakai cincin pemberian Elga, aku berlari menghampiri Ibu dan memeluknya.

“Bu, aku udah nikah sama Elga!”

“Nilam, kenapa sayang?”

“Ini!” Kutunjukan cincin pemberian Elga dijari manisku.

“Nilam, kamu butuh waktu nak. Kamu harus kuat!”

“Sekarang aku mau cerai sama Elga Bu!” kulepas cincin pemberian Elga dan memberikannya pada Ibu.

“Aku titip cincin pernikahanku dengan Elga Bu! Ibu harus menjaganya dengan baik!”
Ibu memeluku erat dan kami menangis bersama-sama.
*****

Cerpen " Selamat Tinggal "

Posted by Unknown at August 02, 2014 0 comments
Pagi ini, aku bangun gak seperti hari biasanya. Mataku terbuka tanpa aku mendengar suara alarm handphoneku yang sebelumnya tak pernah nihil untuk membangunkanku tiap pagi dan kulihat handphone mungilku masih tergeletak di samping bantal. Namun kupikir itu gak jadi masalah, soalnya aku masih bisa bangun tepat waktu. Cepat-cepat kusingkapkan selimutku dan segera melipatnya dengan rapi dan akupun segera beranjak ke kamar mandi. Selesai mandi, aku segera mengenakan seragam putih abu-abu’ku dan setelah itu aku beranjak ke rak sepatu dan segera memakai sepatu hitam bertali lengkap dengan kaos kaki putih.

Setelah persiapanku selesai, akupun keluar dari kamar. Kuturuni anak-anak tangga yang menghubungkan lantai atas dengan lantai bawah. “Aneh!!!”, pikirku dalam hati. Mulai kapan suasana rumahku jadi sunyi seperti saat ini???
“maaa….”, panggilku memecah kesunyian rumahku. Namun tak ada jawaban sama sekali. “Mungkin mama sedang pergi ke pasar.”, gumamku. Kucoba untuk memanggil papaku,mungkin papa belum berangkat ke kantor pikirku.
“paaa…papa…”,tak ada jawaban yang kudengar. “Apakah semuanya sedang tidak ada di rumah?”,gumamku lagi.

Lalu aku pun duduk di kursi meja makan dan kulihat tak ada satupun lembaran roti tawar dan selai coklat kesukaanku terletak di meja makan, tak seperti hari-hari biasanya. “ Apa mama terlalu sibuk hari ini sampe ‘ nggak nyiapin sarapan buat aku?”, gumamku yang masih heran dengan keadaan pagi ini. Namun sulit juga dipertanyakan, karena tak ada seorangpun yang bisa kucerca dengan berbagai pertanyaan dariku. Segera kuambil tas dan map plastik bergambar micky mouse yang sudah kusiapkan dan kuletakkan di atas ranjangku. Kemudian aku siap untuk berangkat sekolah seperti biasanya, meski tanpa aku berpamitan kepada papa dan mama. Segera aku menuju ke garasi dan kilihat mobil jazz putihku tak ada di tempat. Aku pun jadi bingung. “Kemana mobilku? Apa dipinjem papa? Tapi kok gak bilang ya?”, batinku dalam hati.Aaah, ya udah’lah, naek angkot juga bisa..
***

“Sopir angkot tu pada buta kali ya? Ada penumpang kok malah ngeloyor aja!! Udah panas-panas gini.”, gerutuku sambil mengusap keringat yang mulai membasahi keningku. ( Maklum gak pernah naek angkot,jeeng..!! hahaha..:-D). Namun tak berapa lama datang Tante Rina, tetanggaku, dan kusapa beliau, “ Tante”, sambil kubuka bibirku untuk menampilkan senyum manisku (Gula aja kalah manis...:-D). Namun tak kusangka, Tante Rina yang biasanya ramah sama aku, justru berbalik 180°. Tak ada jawaban satu kata pun darinya, senyum pun tak ada. Justru ia sibuk dengan handphonenya. Sepertinya handphonenya masih baru, mungkin karena itu Tante Rina jadi super cuek sama aku. Tapi ya sudahlah, kumaklumi. Dan aku konsentrasi lagi untuk menyegat angkot dan mulai melambai-lambaikan tanganku dengan gemulai. Setelah tiga angkot yang lewat tanpa mempedulikanku, akupun mulai menyerah. “Sulit banget sih nyegat angkot?!?!..”, gumamku dengan dongkol sambil mengusap dahi yang sudah berkeringat sebesar jagung. Kemudian kulihat Tante Rina melambaikan tangan untuk menyegat angkot dan angkot pun berhenti. Sesaat kupikir, “kenapa ya? Apa sopir-sopir angkot ne pilih-pilih kalo cari penumpang? Giliran Tante Rina aja yang nyegat,langsung berenti. Boro-boro aku, malah gak ada yang mau berenti”. Tapi ya sudahlah, kalu begini aku juga dapet untungnya. Akupun naik ke dalam angkot yang berwana biru itu. Aku sengaja duduk di sisi dekat pintu, karena aku suka mabok darat kalau naik angkot. Hehehe. Kulihat Tante Rina duduk di sisi pojok angkot dengan masih asyik sama handphone barunya dan sekali-sekali juga telepon. Jadinya kutahan mulut ini untuk menyapanya hingga mengganggu aktivitasnya dengan handphone baru tersebut. Hingga akhirnya sampailah di depan sekolahku dan akupun turun.

Kelas sepi banget, hampir semua teman-teman satu kelas tidak masuk dan yang ada hanya Sella, Risa, Dian, dan Oza serta aku yang duduk sendiri di baris ketiga dari depan dan berjarak agak jauh dari yang lainnya. Sengaja aku duduk berjauhan dari mereka, soalnya aku memang gak terlalu suka dengan mereka yang sok kaya dan hobbynya yang cuma shopping..shopping…dan shopping.. Tapi ya udah deh, biarin aja... Bel awal pelajaran pun berbunyi dan kulihat dari jendela terlihat Pak Danu menuju ke kelas. Dan sesampainya di kelas..
“ Assalamualaikum, anak- anak. Pagi ini suasana kelas sangat sepi ya. Mungkin lagi berduka semua akan kepergian teman kalian.”, sapa Pak Danu sambil meletakkan map serta buku-buku yang dibawanya ke atas meja.
“ Berduka karna siapa, Pak?”, tanyaku penasaran. Namun tak ada jawaban. Pak Danu justru mengajak berdoa untuk mengawali pelajaran.
“ Sialan!! Kok gak ada yang bilang sih kalo sekarang ini ada mbolos massal?!?!?”, celotehku kesal sambil menyalin tulisan Pak Danu di papan tulis. Di lain sisi, akupun juga memperhatikan Sella yang tak tahu kenapa hari ini terlihat murung ataupun sedih, begitupun dengan tiga sahabatnya. Akupun bertanya-tanya dalam hati, “kenapa tu anak-anak shopaholic mukanya pada sedih gitu ya?”, lalu “ mau nanya, males aahhh..biarin deh, emang aku pikirin.” . Kembali aku konsen untuk menulis catatanku lagi.
***

Pulang sekolah akupun berniat untuk mampir ke rumah Rizal, pacarku yang sudah mendampingi aku kurang lebih 3 tahun. Usianya memang cukup tua dibandingkan aku, kita terpaut usia 6 tahun. Namun bagiku itu tak jadi masalah, yang terpenting adalah ketulusan cintanya ke aku dan papa serta mama pun mendukung hubungan kami. Justru papa dan mama menyarankan agar Rizal segera menikahiku saat usiaku sudah 21 tahun, kira-kira masih 3 tahun lagi. Alasan yang sering dikemukakan adalah takut Rizalnya jadi tambah tua.Hahahaha…:-D

Akupun naik angkot lagi menuju rumah Rizal. Rasanya panas banget di dalam angkot meskipun hanya aku saja penumpang yang tertinggal satu-satunya di dalam angkot. Segera kuambil satu buah buku tulis yang lumayan tipis dan mulai kukipas-kipaskan ke wajahku untuk mengatasi suhu panas yang ada di dalam angkot ini. “ Gara-gara mobilku pake ng’ilang segala sih, jadi panas-panasan gini deh”, omelku.

Di perjalanan, ada satu hal yang menarik perhatianku. Setelah angkot yang kutumpangi melewati kantor polisi yang tidak jauh dari rumah Rizal, terlihat ada mobil yang kondisinya rusak banget plus peyok, “kayak’nya mobil ini baru kecelakaan deh, parah banget tuh sampai rusak berat gitu”, pikirku. Namun setelah kuterawang lebih jelas, mobil itu hampir sama dengan mobil yang biasa kukendarai kemanapun aku pergi. Mobil itu berwarna dasar putih, sama seperti kepunyaanku. Hanya saja mobil itu memiliki bercak-bercak coklat bekas cipratan lumpur dan ada sedikit bercak-bercak berwarna merah gelap hampir serupa dengan bekas darah yang telah mengering. Namun segera ku hilangkan pikiran itu karena aku sudah sampai di tempat tujuan.
Aku pun melompat dari angkot gila itu. “ Emang sopir angkot edaaan, gak lulus ujian SIM kali ya”, celotehku sambil membersihkan rok abu-abuku yang sedikit kotor gara-gara aku terjatuh pada saat turun dari angkot. Habisnya aku sudah bilang buat berhenti, tapi sopirnya tetep aja kenceng, akhirnya aku lompat deh. Tapi ada untungnya juga, aku jadi gak usah bayar.Hehehehehe….:-)

Gerbang putih yang sudah kusam itu terkunci dengan gembok berukuran sedang. “Tumben-tumbennya ne pager digembok. Apa Rizal lagi pergi kali ya?!?! Tapi kok gak sms aku sih?”, bisikku dalam hati. Aah ya sudah, lebih baik aku pulang ke rumah. “Mungkin jalan kaki lebih baik”, pikirku sambil bebalik meninggalkan rumah Rizal yang terlihat sepi.
***

Langkah menuju rumah pun udah gak seberapa jauh, kira-kira delapan rumah lagilah aku bisa sampai di depan rumah. Kupercepat langkahku karena aku sudah tak sabar untuk sampai di rumah. Tubuh yang sudah penuh dengan keringat serta tenggorokan yang mulai membutuhkan cairan pun semakin tak sabar untuk segera melepas semua kostum pelajarku dan mengisi mulutku dengan air putih yang segar. Namun kecepatan langkahku semakin berkurang. Kulihat banyak mobil dan sepeda motor yang terpakir tidak beraturan di pinggir jalan depan rumah.” Ada apa ya?”, tanyaku heran.
Entah kenapa hatiku serasa dag..dig..dug..saat aku melihat bendera putih berpalang hitam berkibar di atas pagar rumahku. Namun langkahku pun semakin cepat hingga kakiku telah melangkah masuk ke dalam pagar dan melihat banyak orang berkumpul di rumahku. “ Ada apa ini?”, tanyaku dengan perasaan yang tak karuan sambil melihat sekelilingku. Semua wajah hanya kaku tanpa ekspresi yang menunjukkan senyum yang berarti. Justru ekspresi sedih yang hanya ditampakkan. Kulihat Rani dan hampir semua temanku ada di sisi samping halaman rumahku. Kuhampiri mereka. “ Ran, ada apa ini? Siapa yang meninggal?”, tak ada jawaban sepatah katapun dari bibirnya yang tertutup rapat dengan wajah yang ditundukkan ke bawah.” Raaann..Kamu jawab dong..”,pintaku dengan mata yang mulai panas, entah karena apa.

Kupejamkan mataku sesaat untuk menetralkan keadaan mataku. Saat ku buka mataku kembali, kulihat Rizal duduk di sudut belakang halaman rumahku. Terlihat dari jauh bahwa ia sangat sedih. Kuhampiri Rizal dan semakin jelas di mataku bagaimana keadaan Rizal saat ini. Mata yang memiliki bulu mata yang lentik itupun mengeluarkan air matanya dengan deras hingga pipinya yang menggemaskan itu basah. Akupun merasa mataku kembali merasa panas karena melihat Rizal dengan keadaan seperti ini. Segera kuletakkan tas dan mapku disamping pot bunga bougenvil dan aku segera duduk disampingnya. “ Sayang, kenapa kamu nangis?”, tanyaku dengan suara yang agak sedikit bergetar. Tak ada jawaban sedikitpun dari bibirnya justru tangisnya yang semakin menderu.”Sayang..ada apa ini? Jawab dong, jangan bikin aku penasaran.”, tanyaku lagi dengan mata yang udah meneteskan air mata tanpa bias kubendung lagi dan ku sentuh tangan Rizal. Tapiii..
“ Tuhan, kenapa aku? Di mana ragaku? Kenapa aku gak bias menyetuhnya.”, rintihku sambil berdiri, kutinggalkan Rizal sendiri dan berjalan ke dalam rumah. Terlihat Papa sedang memeluk mama yang ternyata sejak tadi sudah menangis dan sesekali kulihat juga jatuh pingsan. Kulihat disisi kiri ruang tamu dan ternyata ada sesosok tubuh kaku berselimutkan kain putih, gadis yang malang. Tak lain itu adalah tubuhku. Ragaku telah mati dan jiwaku tak dapat lagi menghidupkannya. Kuhampiri ragaku dan tersungkur aku disisinya. “ Kini, aku tak lagi bisa membahagiakan papa sama mama. Aku tak lagi bisa mewujudkan mimpiku untuk menikah dan mendampingi Rizal serta menjadi ibu yang baik bagi anak-anakku. Tuhan mengapa ini terjadi?”, tangisku membahana seluruh alam yang tak tahu harus kunamakan alam apa.
***

Teringat kejadian tadi pagi. Pagi-pagi benar sekitar pukul 04.00, aku bangun dan segera menuju ke kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gigi. Setelah itu, segera ku berganti pakaian dengan t-shirt bergambar Donal Bebek, tokoh kartun kesayanganku dan celana selutut berwarna hitam. Tak lupa kukenakan sepatu olahragaku yang berwarna putih bervariasi dengan warna biru laut.

Tepat pukul 04.30, aku segera menuju garasi dan segera menghidupkan mobil jazz putihku dan pergi ke rumah Rizal. Pagi ini, aku memang punya janji untuk berolahraga pagi ke alun-alun kota, seperti hari-hari biasanya. Tak tahu kenapa ada sesuatu yang aneh terjadi pada mobil yang kukendarai ini. Dan setelah kusadari ternyata rem mobil’lu blong. Akupun panik, aku tak tahu harus bertindak apa?
“ Tuhan, tolong aku!!!!”, jeritku dalam kekalutanku di dalm mobil.
Namun dari arah berlawanan, kulihat sebuah truk melaju dengan kecepatan tinggi, akupun tak bisa menghindarinya. Akupun tertabrak. Entah bagaimana keadaanku selanjutnya. Yang kutahu, kini aku telah pergi untuk selama-lamanya. Meski aku telah tiada di dunia, tapi aku percaya. Aku akan tetap hidup di hati keluargaku dan di hati Rizal.
SELAMAT TINGGAL…

Cerpen " CINTA DI AKHIR NADA "

Posted by Unknown at August 02, 2014 0 comments
haii gaaiss... kali ini baca yukk cerpen cinta di akhir nada.. :)

 CINTA DI AKHIR NADA

Matahari mulai memanas dan keringat mengucur di dahiku. Masih empat lagu yang belum kubawakan , tapi ku tak sanggup lagi tuk berdiri. Akhirnya kupaksakan raga ini tuk menghibur ribuan orang. Dan akhirnya acara ini pun selesai sudah.
Sampai di rumah , aku langsung terkulai lemas menunggu saat ku menutup mata . Akhirnya ku tertidur . Kicauan burung membangunkanku di pagi itu . Kurasakan cacing perutku berdemo ingin di beri makanan . Lalu ku berjalan selangkah demi selangkah menuju meja makan .

Betapa terkejutnya aku melihat meja makan yang penuh dengan makanan . “Siapa yang memasaknya ?” tanyaku dalam hati . Tiba-tiba muncul sosok wanita berrambut panjang berbaju putih muncul di balik pintu dapur . Dan ternyata adalah kekasihku .

Dia adalah Angel , wanita yang sangat kucintai . Penyabar , jujur , perhatian dan setia adalah sifatnya . Banyak lagu yang kuciptakan karena terinspirasi darinya . Dari bidadari yang hinggap dihatiku dan menjelma sebagai kekasih dalam hidupku .


        “ Sejak kapan kau disini ? ”, tanyaku
        “ Sejak kau masih tidur . ”, jawabnya dengan senyuman manis
        “ Mengapa kau tak bangunkanku ? ”, tanyaku
        “ Kulihat kau begitu lelah dan menikmati tidurmu . ”, jawabnya

 

Karena cacing perutku meronta-ronta , ku lahap roti keju yang ada di hadapanku . Angel melirikku dengan senyuman .

        “Lapar ya ?”, tanya Angel dengan nada manja .

        “Ho’oh”, jawabku dengan menganggukkan kepala .

Sesaat kemudian , aku mendapat telepon dari produser untuk menghadiri meeting dengannya . Padahal di hari itu juga aku berjanji pada Angel untuk menemaninya pergi ke rumah orang tuanya di Bogor . Akhirnya rencana itu pun pupus sudah dan Angel tidak jadi pergi ke Bogor karena aku harus meeting dan menggarap project dengan produser . Aku pun berjanji pada Angel bahwa bulan depan aku akan menemaninya ke Bogor .

Setiap malam aku menciptakan lagu untuk mempersiapkan album baruku yang akan dirilis bulan depan . Sehingga waktu luangku habis hanya untuk membuat lagu dan waktu untuk Angel menjadi terbengkelai . Setiap kali Angel mengajakku bertemu  aku selalu mengelak dengan alasan pekerjaan .

Tak terasa sudah tiga minggu aku tidak berjumpa dengan Angel . Rasa rindu tumbuh subur dihatiku . Tetapi saat aku bertemu dengan Angel , sifatnya sedikit agak berubah . Dia tampak pendiam dan lebih pasif . Tidak seperti biasanya yang periang dan murah senyum . Mungkin dia agak marah karena aku terlalu sibuk dengan pekerjaanku . Hal itu tak kutanggapi dengan serius .   

Sehari sebelum launching album , produser mengadakan meeting dan diakhiri dengan check sound . Hari yang kutunggu akhirnya tiba . Aku berharap launching album ini berjalan seperti yang ku inginkan dan album yang ku garap meledak dipasaran . 

Di awal acara aku mendapat telepon dari Angel yang menagih janji untuk menemaninya pergi ke Bogor . Akhirnya kuputuskan agar Angel berangkat sendiri dan aku akan menyusulnya besok pagi . Tanpa jawaban , Angel langsung memutus telepon . Hal itu tak kutanggapi dengan serius . Dan acara ini pun berjalan sukses .

Tiba-tiba ada kabar yang menyebutkan bahwa Angel telah mengalami kecelakaan lalu lintas . Aku pun langsung bergegas menuju rumah sakit . Tetapi kedatanganku sudah terlambat . Angel terlebih dahulu pergi sebelum aku datang .

Air mataku jatuh terurai saat ku melihat sosok yang kucinta telah terbujur kaku di hadapanku . Wajahnya seolah tersenyum menyambut kedatanganku . Menyambut kedatangan orang yang tak punya mata hati .

Kulihat secarik kertas di samping tubuh Angel yang ternyata adalah pesan terakhirnya . Dalam pesan itu Angel menulis tiga kata yang membuatku sangat menyesal . “ Kutunggu Kau Disana “ itulah pesan yang ditulis Angel sebelum ia pergi ke Bogor . Ternyata dia sudah merasakan apa yang akan dia alami .

Mungkin , batu nisan pisahkan dunia kita , namun dirimu akan selalu ada di hidupku . Menemani dalam setiap detak jantung hingga merasuk dalam palung jiwa . Penyesalan yang selalu datang takkan membuatmu kembali . Namun kuyakin kau telah bahagia di singgasana surga .

Maafkan aku Angel .


*****



Cerpen "Seorang Profesor"

Posted by Unknown at August 02, 2014 0 comments

Profesor Carter berjalan kaki mengunjungi rumah seorang temannya yang terletak di ujung jalan. Setelah makan malam dan bermain catur, dia berpamitan hendak pulang. Tapi tiba-tiba hujan turun dengan derasnya dan angin bertiup sangat kencang.
"Jangan pulang dulu, hujan sangat deras dan udara sangat dingin juga. Menginap saja di sini!," cegah temannya. Sang Profesor segera menyetujui tawaran tersebut. Maka temannya itu masuk ke dalam rumah dan menyuruh istrinya untuk menyiapkan tempat tidur.

Ketika dia keluar lagi ke ruang tamu, ternyata Profesor itu sudah tidak ada. Dia dan istrinya mencari-cari ke segala sudut rumah, tetapi tidak menemukan Profesor.

Tiba-tiba terdengar orang membuka pintu dan masuk ke dalam rumah.
"Profesor Carter! Darimana saja engkau?" seru temannya.
"Ya? aku pulang sebentar ke rumah untuk mengambil baju tidurku," jawab Profesor.

Larangan Ketika Tidur

Posted by Unknown at August 02, 2014 0 comments
Tidur merupakan salah satu cara istrihat yang paling baik dan maksimal. Sebagian besar anggota tubuh akan beristirahat ketika tidur. Kekurangan tidur bisa berbahaya bagi kesehatan. Tidur yang cukup akan membuat tubuh menjadi segar kembali dan bersiap untuk melanjutkan aktivitas sehari-hari pada keesokan harinya. Namun tidur dengan cara yang salah juga bisa berakibat fatal dan menimbulkan penyakit. Inilah larangan-larangan ketika tidur yang wajib diketahui oleh semua oraang.

1. Jangan tidur memakai jam tangan
Sebagaian besar tidak mengetahui, jam tangan menandung gelombang radioaktif, meskipun tak banyak tapi jika keadaan ini berlangsung terus-menurus akan berbahaya bagi tubuh.


2. Jangan tidur memakai bh
Menurut hasil temuan para ahli dari amerika, bahwa memakai bh diatas 12 jam disinyalir berpeluang besas mengakibatkan kanker payudara.


3. Jangan meletakkan HP diranjang ketika tidur
Usahakan untuk menaruh hp jauh dari tempat tidur karena gelombang radioaktif yang terpancar dari HP bisa membayakan dan merusak system syaraf manusia.


4. Jangan tidur memakai kosmetik
Bersihkan kosmetik saat hendak tidur karena pemakaian kosmetik ketika tidur dapat menyumbat pori-pori wajah dan menimbulkan masalah kulit.


5. Jangan tidur dengan istri orang
Jangan-jangan anda tidak bakalan bangun lagi (karena dibunuh suaminya)


6. Jangan coba-coba jadi polisi tidur, apalagi di jalan tol
Pikirkan sendiri.. tanya kenapa?

Minnie Mouse

Posted by Unknown at August 02, 2014 0 comments

 

 
Siapa yang tidak mengenal tikus cantik yang centil dengan bando atau pita pink besar di kupingnya serta sepatu high heel yang kebesaran dan selalu mental saat dirinya sedang berdansa? Ya! Dialah si tikus cantik Minnie Mouse.
 
Bagi Anda para penggemar komik atau film animasi pasti sudah takasing lagi dengan sosok yang selalu memanggil kekasihnya sambil berteriak gemas “Mikie... what are you doing?”. Minnie Mouse memang karakter animasi yang mudah diingat karena pasangan karakternya yang sudah mendunia yaitu si tikus Mikie Mouse.  
 
Tingkah polah Minnie Mouse yang terlihat dewasa dan kadang sedikit menggurui takmembuat anak-anak bosan padanya. Bahkan banyak anak-anak mengoleksi pernak-pernik yang berhubungan dengan Minnie Mouse. Takjarang orang dewasa pun menyukai dan mengumpulkan semua barang-barang yang berhubungan dengan Minnie Mouse dan pasangan abadinya si Mikie Mouse.
Karakter kartun dari Walt Disney yang sudah beberapa kali didesain ulang ini akhirnya resmi dengan tampilan sepatu high heels, pita besar berwarna pink berpolkadot ria, dan rok line A yang mengembang dengan warna pink. Tahukah Anda kalau karakter Minnie Mouse desain sempurnanya diciptakan tahun 1940?! Wow, Minnie Mouse ternyata usianya sudah tua juga, ya!
Kemunculan Minnie Mouse di karakter Mikie Mouse pertama kali pada film yang berjudul “Plane Crazy”. Saat itu, Minnie Mouse diundang oleh Mikie Mouse mengikuti penerbangan pertamanya. Di film tersebut pula, Mikie Mouse meminta Minnie Mouse untuk menciumnya!
Kehadiran Minnie Mouse yang kedua kalinya menemani Mikie Mouse ada pada film yang berjudul “The Gallopin Gaucho”. Dan selanjutnya, setiap film yang dibuat Walt Disney memakai karakter Mikie Mouse, bisa dipastikan disitu pula ada si centil yang menawan Minnie Mouse.

Minerva Minnie Mouse 
Tikus cantik centil Minnie Mouse ternyata dibuat pertama kalinya oleh Ub Iwerk dan Walt Disney. Nama lengkap yang diberikan pada karakter kartun tikus ini adalah Minerva Mouse, tetapi lebih dikenal dengan panggilan Minnie Mouse. Awalnya, karakter Minnie Mouse tercipta dari sebuah komik strip yang dibuat oleh Merril De Maris and Floyd Gottfredson yang berjudul “The Gleam” diterbitkan pertama kalinya tahun 1942, 19 Januari hingga bertahan 2 Mei.
Pemakaian nama Minnie Mouse mulai dilakukan untuk lebih memudahkan penyebutan karakter tikus cantik ini. Untuk penggambaran Mikie Mouse dan Minnie Mouse pertama kalinya tahun 1928 yang dibuat oleh Ub Iwerks.
Keluarga Mouse dari Minnie Mouse mulai diperkenalkan saat pembuatan komik strip yang dibuat pada 22 September hingga 26 Desember 1930. Ayah Minnie Mouse yang bernama Marcus Mouse dan ibunya bernama Margie Mouse. Diceritakan kalau kedua orangtua Minnie Mouse adalah seorang petani. 
Di beberapa penampilan film maupun serial komik, Minnie Mouse digambarkan sebagai kekasih dari Mikie Mouse. Tokoh Minnie Mouse terlihat cantik dan imut dengan pita besar di kupingnya serta menggunakan sepatu high heel yang sedikit “kebesaran”. Minnie Mouse juga memunyai seorang teman yang sangat akrab yaitu Daisy Duck yang dalam film ataupun komik merupakan istri dari Donal Duck. 
Awalnya, pembuatan Minnie Mouse takpernah direncanakan. Namun, saat Walt Disney menciptakan karakter tokoh kartun baru bernama Mikie Mouse terasa “sepi” tanpa kehadiran seorang “pasangan”. Maka, diciptakanlah karakter Minnie Mouse untuk menemani Mikie Mouse sebagai pasangan kekasihnya.
Tampilan Minnie Mouse terlihat feminim, tetapi tetap terlihat “girly”. Dengan menggunakan rok mengembang selutut dan sepatu high heel tetap terlihat imut-imut khas untuk tontonan anak-anak. Sosok Minnie Mouse juga digambarkan seorang tikus yang mengikuti trend mode. Ia akan selalu menggunakan pakaian-pakaian atau model terbaru yang sedang “happening”.

Minnie Mouse yang Mendunia
Kemunculannya dalam karakter Walt Disney, membuatnya mendunia. Banyak dari para penikmat animasi dan pecinta komik memfavoritkan dirinya sebagai tokoh kartun yang cantik, pintar, menarik, dan segudang kebaikan sifat lainnya. Minne Mouse memang digambarkan sebagai sosok yang pintar menemani Mikie Mouse. Takjarang, Minnie Mouse hadir sebagai “penyelamat” saat Mikie Mouse membuat ulah. 
Banyaknya orang yang menyukai karakter Minnie Mouse membuat Walt Disney, si pencipta karakter Minnie Mouse tidak melewatkan peluang bisnis. Mereka membuat pernak-pernik yang berhubungan dengan karakter Mikie Mouse dan Minnie Mouse. Coba saja liat, beraneka aksesoris hingga pakaian bergambar karakter Mikie Mouse dan Minnie Mouse dibuat. Belum lagi barang-barang yang dibuat dalam edisi terbatas khusus bagi para kolektor Minnie Mouse dan Mikie Mouse.
Harga yang ditawarkan pun beragam, misalnya cangkir atau bingkai foto yang memuat karakter Minnie Mouse dan Mikie Mouse dalam adegan yang terlihat berbeda akan dibandrol lebih dari biasanya. Mulai dari harga yang terjangkau hingga harga yang fantastis. Namun, para kolektor Minnie Mouse takrugi membayar dana berlebih untuk mendapatkan barang edisi terbatas si tikus cantik ini.

Minnie Mouse dalam Permainan
Penyedia layanan game online pun tidak ketinggalan memakai karakter Minnie Mouse untuk menarik datangnya para pengguna ke situs layanan game online yang mereka miliki. Aneka game gratis ini bisa dimainkan oleh anak perempuan atau pun oleh Anda kapanpun Anda inginkan.
Game-game yang memakai karakter Minnie Mouse di antaranya game Minnie Mouse’s Dinner Party, Minnie Mouse Dress up dan lainnya.
Games Minnie Mouse’s Dinner Party merupakan games memasak. Di sana Minnie Mouse akan memasak aneka hidangan lezat. Anak-anak akan diminta membantu Minnie Mouse menyiapkan bahan-bahan makanan hingga memasaknya menjadi makanan yang lezat.
Semua aneka masakan bisa dibuat di sini dan siap disajikan untuk kekasihnya yaitu Mikie Mouse. Konsep games yang berupa pesta makan malam ini semakin semarak dengan tampilan warna dan pernak-pernik yang terlihat cute dan imut khas Minnie Mouse.
Games Minnie Mouse Dress up sangat seru! Tikus cantik Minnie Mouse memang terkenal sangat “stylish” dan modis. Ceritanya, dalam games Minnie Mouse Dress Up ini, si Minnie Mouse akan pergi kencan dengan Mikie Mouse dan ia bingung akan memakai baju apa untuk menghadiri acara kencan spesial tersebut.
 
Dalam game ini, anak-anak akan diminta membantu Minnie Mouse memakai baju dan aksesorisnya untuk tampil cantik saat bertemu Mikie Mouse. Anak-anak pasti akan senang karena mendandani tokoh favoritnya untuk terlihat lebih cantik dan menarik. Tampilan game Minnie Mouse Dress Up ini pun sangat cantik dan kaya warna membuat anak akan semakin senang memainkannya dan mencintai karakter Minnie Mouse.
 

Queen's Pink Blog Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review